Manajemen K3 Akuakultur

Maret 6, 2011 pukul 1:25 pm | Ditulis dalam AQUACULTURE | 1 Komentar

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

People Community and Enviroment

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha dan dunia industry harus diperhatikan dengan seksama pada semua para tenaga kerja yang berada didalam lingkup tersebut. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dengan menerapkan K3 akan dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Dalam dunia usaha bidang perikanan khususnya budidaya ikan merupakan salah satu sector dunia usaha yang menggunakan tenaga kerja untuk memenuhi target produksinya. Tempat kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumbersumber bahaya. Pada dunia usaha budidaya ikan tempat bekerjanya terdapat di dalam ruangan atau diluar ruangan bergantung pada tingkat usahanya. Usaha budidaya ikan dapat dilakukan secara ekstensif, semi intensif ataupun intensif sangat menentukan penerapan kesehatan dan keselamatan kerjanya. Pada usaha budidaya ikan secara ektensif atau tradisional dimana pada usaha ini tidak banyak menggunakan peralatan-peralatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya

2. Penerapan kaidah K3 pada dunia usaha perikanan budidaya

Dalam dunia perikanan budidaya ada tiga fase yang dapat dijadikan segmen usaha yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Usaha pembenihan adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya adalah benih ikan . Usaha pendederan adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya ukuran ikan sebelum ditebarkan ke unit pembesaran atau ukuran sebelum konsumsi. Sedangkan usaha pembesaran adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya adalah ikan berukuran konsumsi. Kegiatan produksi dalam budidaya ikan dibagi dalam beberapa kegiatan antara lain adalah pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi tersebut harus dilakukan agar target produksi yang diharapkan tercapai dan tidak terdapat kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi ini berkaitan dengan metode produksi yang digunakan. Metode produksi dalam budidaya ikan ada tiga yaitu :

1. Metode produksi secara ekstensif

2. Metode produksi secara semi intensif

3. Metode produksi secara intensif

Metode produksi secara ekstensif adalah suatu metode budidaya yang sangat membutuhkan areal budidaya yang luas dengan sumber pakan yang digunakan dalam budidaya adalah pakan alami. Pakan alami ini dibuat didalam wadah budidaya dimana ikan tersebut dipelihara. Dalam metode produksi ini hasil yang diperoleh membutuhkan waktu relatif lebih lama. Metode produksi secara semi intensif adalah suatu metode budidaya yang membutuhkan areal budidaya yang luas dengan sumber pakan yang digunakan dalam budidaya adalah pakan alami ditambah dengan pakan tambahan atau supplemental feed. Dalam metode produksi ini ditambahkan pakan buatan yang mempunyai kandungan nutrisi lebih rendah dari pakan pabrik dan hanya memberikan kontribusi terhadap penambahan energi kurang dari 50%. Metode produksi secara intensif adalah suatu metode budidaya yang menggunakan prinsip dari areal budidaya sekecil-kecilnya diperoleh hasil produksi sebesar-besarnya.

Dengan prinsip tersebut dalammelakukan budidaya ikan secara intensif adalah dalam wadah budidaya yang terbatas diperoleh hasil yang optimal. Penggunaan areal budidaya yang terbatas dengan hasil yang optimal maka dalam proses budidayanya hanya mengandalkan pakan buatan pabrik atau complete feed. Complete feed ini merupakan pakan ikan buatan yang memberikan kontribusi terhadap penambahan energi lebih dari 50%. Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan ini sangat berbeda karena sangat berbeda tentang target produksi dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mencapai produksi. Pemilihan metode produksi ini sangat ditentukan dari ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki. Peralatan produksi yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan ada beberapa macam. Jenis-jenis peralatan produksi yang dapat digunakan dalam budidaya ikan berdasarkan siklus budidaya kegiatannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Peralatan pembenihan ikan

2. Peralatan pendederan ikan

3. Peralatan pembesaran ikan

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya ikan, peralatan yang harus disediakan antara lain adalah :

1. Peralatan pemberian pakan

2. Peralatan pengukuran kualitas air

3. Peralatan pencegahan hama dan penyakit ikan

4. Peralatan pengolahan lahan budidaya

5. Peralatan pembenihan ikan secara buatan

6. Peralatan panen

7. Peralatan listrik.

Peralatan yang akan disiapkan dalam membudidayakan ikan sangat bergantung kepada metode produksi yang telah ditetapkan. Peralatan yang digunakan dalam budidaya ikan secara tradisional atau ekstensif adalah peralatan yang sangat sederhana. Peralatan yang harus disiapkan dalam metode produksi secara tradisional atau ekstensif antara lain adalah cangkul yang berfungsi untuk mengolah tanah dasar kolam, timbangan yang berfungsi untuk menimbang berbagai macam bahan yang dibutuhkan dalam budidaya seperti pupuk, kapur,dan pakan. Peralatan lainnya adalah golok atau parang, seser halus dan kasar yang digunakan untuk mengambil benih atau ikan dari kolam pemeliharaan dan juga dapat digunakan untuk membuang kotoran yang terdapat didalam kolam. Selain itu biasanya petani ikan tradisional menggunakan kecrik untuk menangkap ikan. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan budidaya ikan dengan metode ekstensif atau tradisional ini biasanya kecelakaan kerja diakibatkan oleh kecerobohan orang yang bekerja. Peralatan yang harus disediakan dalam budidaya ikan secara semi intensif dan intensif harus lengkap seperti dibawah ini ;

1. Peralatan pemberian pakan antara lain adalah :

    a. Timbangan : gantung, duduk atau digital

    b. Ancho

    c. Ember/baskom/piring plastik

    d. Saringan

2. Peralatan kualitas air antara lain :

    a. Termometer

    b. Secchi disk

    c. DO meter

    d. PH meter

    e. Mikroskop

3. Peralatan hama penyakit ikan antara lain :

    a. Seser halus

    b. Mikroskop

   c. Refregerator

   d. Peralatan gelas : baker glass, erlemeyer, petri dish, tabung reaksi, pipet, gelas ukur dan    lain-lain.

   e. Injection

4. Peralatan pengolahan tanah antara lain adalah :

    a. Traktor/hand traktor

    b. Cangkul

    c. Parang/golok

    d. Filter air

    e. Selang air

    5. Peralatan pemijahan ikan secara buatan antara lain adalah :

    a. Alat bedah

    b. Talenan

    c. Tisue grinder

    d. Spuit Injection

    e. Baki/baskom

    f.  Automatic heater

    g. Aerator/blower

    h. Batu aerasi dan selang aerasi

    i.  Alat siphon

    j.  Alat bedah

    k. Kain lap

6. Peralatan panen antara lain adalah :

    a.Tabung oksigen

    b. Kantong plastik

    c. Timbangan

    d  Kotak stryrofoam

    e. Selang oksigen

     f. Hapa

7. Peralatan listrik antara lain adalah :

    a.Genset

    b.Pompa air

Setelah peralatan yang akan digunakan dalam budidaya ikan tersedia langkah selanjutnya sebelum digunakan adalah mengecek kesiapan peralatan tersebut. Dengan pengecekan yang benar diharapkan alat yang disiapkan dapat dioperasionalkan dengan benar. Peralatan yang dibuat oleh pabrik biasanya didalam peralatan tersebut terdapat buku manual untuk mengoperasionalkan alat. Peralatan yang akan digunakan sebaiknya dilakukan pengecekan keberfungsinya karena setiap alat mempunyai fungsi yang berbedabeda, misalnya aerator digunakan untuk mensuplai oksigen pada saat membudidayakan ikan skala kecil dan menengah, tetapi apabila sudah dilakukan budidaya secara intensif maka peralatan yang digunakan untuk mensuplai oksigen kedalam wadah budidaya ikan menggunakan

blower.

Peralatan selang aerasi berfungsi untuk menyalurkan oksigen dari tabung oksigen kedalam wadah budidaya, sedangkan batu aerasi digunakan untuk menyebarkan oksigen yang terdapat dalam selang aerasi keseluruh permukaan air yang terdapat didalam wadah budidaya.

Selang air digunakan untuk memasukkan air bersih dari tempat penampungan air kedalam wadah budidaya. Peralatan ini digunakan juga untuk mengeluarkan kotoran dan air pada saat dilakukan pemeliharaan. Dengan menggunakan selang air akan memudahkan dalam melakukan penyiapan wadah sebelum digunakan untuk budidaya. Peralatan lainnya yang diperlukan dalam membudidayakan ikan adalah timbangan, timbangan yang digunakan boleh berbagai macam bentuk dan skala digitalnya, karena fungsi utama alat ini untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam budidaya ikan . Ikan yang dipelihara didalam wadah pemeliharaan akan tumbuh dan berkembang oleh karena itu harus dipantau pertumbuhan di dalam wadah pemeliharaan .

Alat yang digunakan adalah seser, timbangan, ember, baskom yang berfungsi untuk menghitung pertumbuhan ikan yang

dibudidayakan didalam wadah pemeliharaan. Selain itu diperlukan juga seser atau saringan halus pada saat akan melakukan pemanenan ikan. ikan yang telah dipanen tersebut dimasukkan kedalam ember plastik untuk memudahkan dalam pengangkutan dan digunakan juga hapa untuk menampung ikan sebelum dijual. Setelah berbagai macam peralatan

yang digunakan dalam membudidayakan ikan diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan cara

kerjanya , langkah selanjutnya adalah melakukan pembersihan atau perawatan sesuai dengan jenis peralatannya. Peralatan yang sudah dibersihkan dari segala benda yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan dapat langsung digunakan sesuai dengan prosedur. Dengan melakukan pengecekan pada semua peralatan yang akan digunakan untuk budidaya ikan maka

telah dilakukan pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja yang dapat membuat orang yang bekerja cedera.

Kesehatan tempat bekerja pada dunia usaha budidaya ikan pada umumnya diruang terbuka sehingga kebutuhan oksigen untuk para pekerja diluar ruangan tercukupi dan kondisi lingkungan budidaya ikan yang berair mengakibatkan kondisi kelembaban ruang budidaya sangat lembab.

Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan budidaya ikan para pekerja harus selalu menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan jangan menggunakan pakaian kerja yang basah. Pemakaian baju kerja yang basah dapat mengganggu kesehatan para pekerja oleh karena itu pada para pekerja yang bekerja berhubungan langsung dengan air yang akan membasahi pakaian kerja sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang terlindung dari air. Atau dapat juga pada saat bekerja yang

berhubungan dengan air menggunakan pakaian kerja yang khusus dan jika sudah selesai dengan pekerjaan bias menggunakan pakaian yang lain sehingga kesehatan para pekerja

tetap terjamin. Penggunaan pakaian kerja yang basah dapat mengakibatkan kesehatan para pekerja terganggu. Oleh karena itu harus dipikirkan pakaian kerja yang tepat bagi para pekerja yang bermain dengan air sebagai media hidup ikan yang dipeliharanya.

Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang menggunakan peralatan listrik harus diperhatikan beberapa hal yang biasanya menyebabkan kecelakaan diantaranya adalah :

1.Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sehingga dapat menimbulkan pemanasan yang dapat membakar kulit kabel.

2.Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan standar

3.Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase  yang seharusnya

4.Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga dapat menimbulkan hubungan pendek

  atau kebakaran.

Kesehatan dan keselamatan kerja pada usaha budidaya ikan yang mempunyai gudang bahan-bahan kimia harus diperhatikan tentangproses penyimpanannya. Penyimpanan bahan kimia yang salah dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia. Oleh karena itu dalam menyimpan bahan kimia harus diperhatikan beberapa faktor yang akan mempengaruhi bahan kimia selama penyimpanan digudang antara lain adalah :

1.Temperatur, terjadinya kenaikan suhu dalam ruang penyimpanan akan memicu terjadinya reaksi bahkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

   Kondisi ini dapat mengubah karakteristik bahan kimia. Resiko berbahayapun dapat terjadi

   sebagai akibat kenaikan suhu di dalam ruang penyimpanan. Oleh karena itu didalam ruangan

   penyimpanan bahan kimia harus terdapat alat ukur suhu ruang yaitu termometer. Ada beberapa termometer yang dapat mengukur temperatur ruangan. Termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu ruangan yaitu temperature minimum dan maksimum.

2.Kelembaban, kelembaban dapat diartikan sebagai perbandingan tekanan uap air diudara terhadap uap air jenuh pada suhu dan tekanan udara tertentu. Kelembaban dapat diartikan

   sebagai banyaknya uap air diudara. Faktor kelembaban sangat penting diperhatikan karena berhubungan erat dengan pengaruhnya pada zat-zat higroskopis. Bahan kimiahigrokoskopis sangat mudah menyerap uap air dari udara, juga dapat terjadi reaksi hidrasi

   eksotermis yang akan menimbulkan pemanasan ruangan. Kontrol terhadap kelembaban ruang penyimpanan penting dilakukan untuk mencegah kerugian-kerugianyang tidak diinginkan. Ada beberapa alat pengukur kelembaban yang dapat digunakan seperti higrometer, termohigrometer atau thermometer bola basah dan bola kering.

3.Interaksi dengan wadah, bahan kimia tertentu dapat berinteraksi

   dengan kemasan atau wadah sehingga dapat merusak wadah

   sampai akhirnya menyebabkan kebocoran. Kebocoran bahan kimia terutama yang berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan seperti ledakan, kebakaran dan melukai tubuh. Misalnya, wadah yang terbuat dari bahan besi/logam, sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat korosif karena akan terjadi peristiwa karatan/korosif sehingga akan merusak wadah.

4.Interaksi antar bahan kimia, selama penyimpanan bahan kimia dapat berinteraksi dengan bahan kimia lainnya. Interaksi ini dapat mengakibatkan perubahan karakteristik bahan kimia tersebut, misalnya interaksi antara bahan kimia yang bersifat oksidator dengan bahan kimia yang mudah terbakar dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, sehingga dalam penyimpanannya harus terpisah. Penggunaan bahan-bahan kimia biasanya dilakukan pada usaha budidaya ikan yang intensif dan melakukan kegiatan pengukuran kualitas air, kesehatan ikan dengan bahan-bahan kimia. Oleh karena itu harus diperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja yang bertanggungjawab pada unit tersebut.

sumber ; diolah dari berbagai sumber

1 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. ada info lowongan kerja di bidang prikanan buat d3 perikanan gk bos?

    Suka


Tinggalkan Balasan ke rgrg45 Batalkan balasan


Entries dan komentar feeds.